Apakah sebenarnya waktu itu? (Part I)
Time (waktu)
adalah materi yang harusnya saya bawakan di awal, tetapi saya mencoba untuk
membuat kesan “Waaw!” pada postingan pertama sehingga saya mengangkat topik
“menjelajah waktu” – meski saya tidak tahu apakah postingan itu benar-benar
“Waaw!” atau tidak. Banyak dari kita mungkin masih bingung dengan postingan
tersebut, karena di dalamnya sangat banyak membahas mengenai “waktu”, tetapi
“waktu” yang sangat berbeda dengan apa yang kita ketahui selama ini. Tentu saja,
bagaimana bisa waktu dapat melengkung? Waktu yang melambat bagi beberapa orang?
Terasa tidak masuk akal. Oke, saya akan tanggung jawab atas itu, oleh karenanya
pada postingan kali ini kita akan membahas mengenai “waktu” dan mungkin sedikit
hubungannya dengan “ruang” sehingga kemudian ia disebut sebagai ruang-waktu
oleh Einstein.
Apa
sesungguhnya waktu itu? Waktu
atau Masa menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia (1997) adalah seluruh rangkaian saat ketika proses,
perbuatan, atau keadaan berada atau berlangsung. Waktu diukur berdasarkan
pengulangan suatu proses yang teratur, artinya kita semua memiliki waktu yang
sama. Yah, ini adalah pengertian waktu secara umum, dan kita semua mestinya
sudah mengetahuinya. Tapi, waktu yang akan kita bahas pada postingan ini adalah
waktu dalam fisika, artinya waktu yang digunakan/berlaku bagi semesta, waktu
untuk kamu, saya, dan semua peristiwa yang telah, sedang, dan akan terjadi di
manapun dalam semesta. Waktu dalam fisika bisa jadi tidak berlalu begitu saja,
masa lalu, sekarang, dan masa depan selalu ada. Jadi, apakah sesungguhnya waktu
itu? Bahkan ilmuan tidak berani mendefinisikan waktu secara pasti. Perdebatan
mengenai waktu masih berlangsung hingga saat ini – bisa dibilang oleh filsuf
waktu dan ilmuan sains. Yah, mendefinisikan waktu memanglah sangat sulit, itu
tergantung dari bagaimana perspektif kita tentang waktu, berikut ini akan saya
uraikan ciri-ciri waktu yang “diyakini” oleh para ilmuan fisika.
Kebanyakan
orang memandang waktu sebagai sesuatu yang sederhana, seperti yang telah
diperkenalkan oleh Isaac Newton. Waktu selalu berjalan dalam kecepatan yang
sama, waktu terus berlalu, dan kita tidak pernah bisa manahan aliran waktu.
Kemudian, Einstein menyadari bahwa hal tersebut salah. Dia menemukan bahwa
waktu dapat berjalan dalam kecepatan yang berbeda-beda pada tiap pengamat.
Terdengar aneh. Ini berarti bahwa pengukuran waktu untuk saya dapat berbeda
dengan pengukuran waktu kalian. Einstein mengatakan bahwa waktu adalah
pengalaman individual. Hal ini telah memberikan kita banyak gambaran bahwa
setiap orang memiliki “waktu” pribadi mereka, dan tidak sama bagi semua orang,
maupun semua objek dalam alam semesta. Tidak percaya? Coba kalian buka kembali
buku teks Fisika kalian semasa SMA, cari materi tentang dilatasi waktu, di situ
terlihat jelas bahwa menurut Relativitas Khusus Einstein, waktu berbeda bagi
tiap pengamat yang bergerak relatif terhadap yang lainnya dengan kecepatan
konstan, dan untuk pengamat yang mengalami percepatan, Einstein merumuskan
Relativitas Umum yang mencakupnya.
Gambar Analogi Hubungan Ruang dan
Waktu (Sumber: Nova: Fabric of The Cosmos – The Illusion of Time)
Einstein tiba
pada kesimpulan mengejutkan ini setelah menemukan hubungan yang “tersembunyi”
dari ruang dan waktu. Sesuatu yang ia sadari adalah bahwa terdapat hubungan
yang sangat dalam antara gerakan di dalam ruang dan kecepatan waktu yang
dialami. Kasarnya, jika kamu mengambil lebih banyak pada salah satunya –
misalnya melakukan gerakan dengan kecepatan yang sangat tinggi dalam ruang,
kamu akan mendapat lebih sedikit pada yang lainnya – waktu yang kamu alami akan
melambat. Untuk melihat bagaimana cara kerjanya, ayo kita naik mobil :D. Saat
ini anggap kalian melaju ke Utara 100 km per jam, yang berarti semua gerakan
yang kalian lakukan adalah ke Utara. Sekarang kita coba berbelok ke Barat Laut
(arah di antara Utara dan Barat) dengan
kecepatan yang sama, 100 km per jam. Saya tidak mengalami perpindahan ke Utara
yang sama banyaknya ketika saya melaju hanya ke Utara. Hal tersebut disebabkan
karena sebagian gerakan yang saya lakukan ke Barat Laut telah terbagi menjadi
gerakan ke Barat dan ke Utara, sehingga perpindahan ke Utara yang saya hasilkan
ketika melaju ke Barat Daya tidak akan sebanyak perpindahan ke Utara yang saya
hasilkan ketika saya hanya melaju ke Utara. Kurang lebih seperti itulah hubungan
antara ruang dengan waktu, saat kalian melalukan gerakan yang sangat cepat,
waktu yang kalian alami akan melambat jika diamati oleh orang yang bergerak
dengan kecepatan normal. Kalian tidak akan merasakan ini dalam kehidupan
sehari-hari, kecuali jika kalian menaiki sebuah pesawat “yang sangat cepat”
sehingga kecepatannya mendekati kecepatan cahaya, efek perbedaan waktu akan
sangat terasa. Hal ini telah dibuktikan berkali-kali menggunakan jam dengan
ketelitian “super” yang diamati oleh pengamat dalam pesawat jet kecepatan
tinggi dengan jam “super” pengamat di permukaan bumi yang tidak bergerak.
Hasilnya, teori Einstein sesuai dengan hasil percobaan, terdapat perbedaan
waktu dari jam “super” milik penumpang jet dengan jam “super” milik pengamat di
permukaan bumi, artinya teori Einstein benar! Begitupun dengan
percobaan-percobaan yang dilakukan setelahnya, teori Einstein selalu sesuai
dengan hasil percobaan. Penemuan hebat ini membawa Einstein menjadi ilmuan
fisika paling berpengaruh dalam fisika modern.
Nah dari uraian di atas, kita dapat menarik kesimpulan bahwa waktu bukanlah sesuatu yang mutlak untuk semua orang, dan tidak berlalu begitu saja, tapi misteri tentang waktu tidak sampai di situ saja. Teori-teori fisika menunjukkan bahwa masa lalu, masa sekarang, dan masa depan selalu ada, masa lalu tidak benar-benar telah berlalu. Jadi, bagaimana penjelasan ilmiah tentang ini? Tunggu postingan selanjutnya tentang waktu yah..
- Nova
Sumber:
Nova- Fabric of The Cosmos: The Illusion of Time
kbbi.web.id